New York – Peretas terasosiasi dengan pemerintah Cina diduga meretas akses ke sejumlah situs internet yang kerap dibuka etnis minoritas Uyghur pada awal tahun.
Para peretas ini memasang malware atau piranti lunak jahat yang terinstal ke komputer pengakses situs internet itu.
Malware itu lalu terpasang ke dalam komputer atau ponsel cerdas dari warga Uyghur.
“Beberapa situs internet itu memiliki kemampuan menginfeksi sistem operasi Android an iOS di iPhone,” kata seorang sumber dari lembaga peneliti internet kepada CNN pada Kamis, 5 September 2019.
Temuan ini menunjukkan besarnya serangan espionase siber yang didukung pemerintah dengan sumber daya besar. Mereka bisa memata-matai kelompok tertentu dengan meretas sejumlah situs. Peretas lalu mengakses mobile gadget dari pengguna.
Direktur Digital and Cyberspace Policy, Adam Segal, mengatakan teknik peretasan situs internet ini bisa digunakan untuk meretas kelompok tertentu lain seperti dalam kasus demonstrasi Hong Kong.
“Teknik ini bisa digunakan untuk semua situs internet seperti situs partai dari Taiwan, atau siswa Hong Kong,” kata Segal.
Selama ini, pemerintah Cina telah mendapat kritik keras dari komunitas internasional karena perlakuan buruk terhadap etnis minoritas Uyghur. Ini termasuk penempatan warga etnis minoritas Uyghur dalam kam tahanan.
Menurut temuan dari perusahaan siber, Volexity, yang memiliki spesialisasi melacak peretas dukungan pemerintah Cina, merilis laporan soal aksi peretasan ini.
Menurut temuan peneliti dari Volexity, peretas Cina mengakses situs internet yang biasa dibuka oleh warga Uyghur dan otomatis akan meretas ponsel Android milik pengunjung.
Teknik peretasan ini disebut “watering hole” dan biasa digunakan peretas untuk meretas situs yang terkait dengan target tertentu dari pada langsung meretas gawai korbannya.
Sumber:Tempo.co
Para peretas ini memasang malware atau piranti lunak jahat yang terinstal ke komputer pengakses situs internet itu.
Malware itu lalu terpasang ke dalam komputer atau ponsel cerdas dari warga Uyghur.
“Beberapa situs internet itu memiliki kemampuan menginfeksi sistem operasi Android an iOS di iPhone,” kata seorang sumber dari lembaga peneliti internet kepada CNN pada Kamis, 5 September 2019.
Temuan ini menunjukkan besarnya serangan espionase siber yang didukung pemerintah dengan sumber daya besar. Mereka bisa memata-matai kelompok tertentu dengan meretas sejumlah situs. Peretas lalu mengakses mobile gadget dari pengguna.
Direktur Digital and Cyberspace Policy, Adam Segal, mengatakan teknik peretasan situs internet ini bisa digunakan untuk meretas kelompok tertentu lain seperti dalam kasus demonstrasi Hong Kong.
“Teknik ini bisa digunakan untuk semua situs internet seperti situs partai dari Taiwan, atau siswa Hong Kong,” kata Segal.
Selama ini, pemerintah Cina telah mendapat kritik keras dari komunitas internasional karena perlakuan buruk terhadap etnis minoritas Uyghur. Ini termasuk penempatan warga etnis minoritas Uyghur dalam kam tahanan.
Menurut temuan dari perusahaan siber, Volexity, yang memiliki spesialisasi melacak peretas dukungan pemerintah Cina, merilis laporan soal aksi peretasan ini.
Menurut temuan peneliti dari Volexity, peretas Cina mengakses situs internet yang biasa dibuka oleh warga Uyghur dan otomatis akan meretas ponsel Android milik pengunjung.
Teknik peretasan ini disebut “watering hole” dan biasa digunakan peretas untuk meretas situs yang terkait dengan target tertentu dari pada langsung meretas gawai korbannya.
Sumber:Tempo.co