Depok – Mantan narapidana kasus terorisme Sofyan Tsauri menyebut lokasi penusukan Wiranto di Menes, Pandeglang, Banten, merupakan basis kelompok teroris.
Sofyan menuturkan, ada anggota kelompok teroris bom Bali 1 yang tertangkap dari daerah tersebut. “Kelompok-kelompok yang memang dari kasus-kasus teroris itu banyak dari Menes, nah seharusnya ketika sudah kesana itu sudah harus penebalan, karena ini daerah rawan,” kata Sofyan kepada Tempo, Kamis 10 Oktober 2019.
Pria yang pernah bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini mengatakan, seharusnya pemerintah tidak menganggap sepele keselamatan pejabat negara saat memasuki kawasan yang dianggap sebagai zona merah kelompok teroris.
“Seharusnya pejabat seperti pak Wiranto ini kan tahu daerah-daerah, kantong mana yang rawan. Tentunya di sana seharusnya ada penebalan,” kata Sofyan.
Sofyan melihat adanya kelonggaran pengamanan pejabat negara dalam kasus penyerangan Wiranto, “Bayangkan, kalau lihat di foto-foto yang beredar, dia (pelaku) ikut ngantre, ikut nyambut. Seharusnya yang kayak begitu di ring satu nggak boleh, harus steril,” kata Sofyan.
Wiranto diserang setelah menghadiri acara di Ponpes Mathla'ul Anwar, Saketi,Pandeglang. Aparat kepolisian telah mengamankan dua pelaku penyerangan yang diduga teroris JAD yakni Fitri Andriana binti Sunarto (21), warga Brebes, Jawa Tengah, dan Syahril Aalamsyah alias Abu Rara (31), warga Medan, Sumatera Utara.
Sumber:Tempo.co
Sofyan menuturkan, ada anggota kelompok teroris bom Bali 1 yang tertangkap dari daerah tersebut. “Kelompok-kelompok yang memang dari kasus-kasus teroris itu banyak dari Menes, nah seharusnya ketika sudah kesana itu sudah harus penebalan, karena ini daerah rawan,” kata Sofyan kepada Tempo, Kamis 10 Oktober 2019.
Pria yang pernah bergabung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini mengatakan, seharusnya pemerintah tidak menganggap sepele keselamatan pejabat negara saat memasuki kawasan yang dianggap sebagai zona merah kelompok teroris.
“Seharusnya pejabat seperti pak Wiranto ini kan tahu daerah-daerah, kantong mana yang rawan. Tentunya di sana seharusnya ada penebalan,” kata Sofyan.
Sofyan melihat adanya kelonggaran pengamanan pejabat negara dalam kasus penyerangan Wiranto, “Bayangkan, kalau lihat di foto-foto yang beredar, dia (pelaku) ikut ngantre, ikut nyambut. Seharusnya yang kayak begitu di ring satu nggak boleh, harus steril,” kata Sofyan.
Wiranto diserang setelah menghadiri acara di Ponpes Mathla'ul Anwar, Saketi,Pandeglang. Aparat kepolisian telah mengamankan dua pelaku penyerangan yang diduga teroris JAD yakni Fitri Andriana binti Sunarto (21), warga Brebes, Jawa Tengah, dan Syahril Aalamsyah alias Abu Rara (31), warga Medan, Sumatera Utara.
Sumber:Tempo.co