ElitNews.com, Jakarta - Anas K, 22 tahun, mahasiswa sebuah Universitas di Lyon, Prancis, pada 8 November 2019, melakukan aksi membakar diri sebagai bentuk protes kesulitan keuangan yang kerap dihadapi mahasiswa Prancis.
“Saya menuding Macron, Hollande, Sarcozy dan Uni Eropa karena membunuh mahasiswa seperti saya dengan menciptakan masa depan yang tidak jelas bagi semua orang,” tulis Anas di Facebook, persis sebelum dia bakar diri.
Dikutip dari nytimes.com, Senin, 25 November 2019, Anas mengalami 90 persen luka bakar. Kondisinya sampai 18 November 2019, stabil meskipun dia dalam keadaan koma. Nama lengkap Anas tidak dipublikasi.
Tindakan membakar diri yang dilakukan Anas menyentuh hati mahasiswa/mahasiswi penjuru Prancis. Kejadian ini dengan cepat menjadi dari kegentingan yang dirasakan banyak masyarakat Perancis untuk mendefinisikan kehidupan mereka.
Aksi membakar diri yang dilakukan Anas juga memicu unjuk rasa di sejumlah kota di Prancis memprotes kesulitan keuangan yang dihadapi para mahasiswa. Badan-badan persatuan mahasiswa di seluruh Prancis menuntut adanya evaluasi ulang uang kuliah dan mengubah ke sistem beasiswa. Para mahasiswa juga meneriakkan dibuat lebih banyak asrama-asrama mahasiswa dan layanan kesehatan yang lebih baik di kampus-kampus.
Pada 2017 data Badan Nasional Mahasiswa Prancis menyebut satu dari lima mahasiswa di Prancis hidup di bawah garis kemiskinan. Hampir separuh dari jumlah mahasiswa Prancis mengambil kerja sampingan untuk membiayai kuliah mereka.
Dalam 10 tahun terakhir, biaya hidup mahasiswa di Prancis meningkat bersama dengan naiknya ketidak stabilan keuangan mereka. Ada beberapa mahasiswa terus terseok-seok dalam keuangan hingga akhir kuliah mereka.
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi : Yayasan Pulih (021) 78842580
Sumber:Tempo.co