ElitNews.com, Jakarta - Aktivis HAM, Veronica Koman, mengapresiasi langkah Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang memberikan data korban tewas dan tahanan politik Papua kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md.
Data itu diberikan BEM UI pada hari ini, Senin 17 Februari 2020 saat Mahfud mengisi kuliah umum di Kampus UI, Depok Jawa Barat. "Itu murni inisiatif BEM UI. Saya salut," kata Veronica kepada Tempo, Senin, 17 Februari 2020.
Veronica menilai, upaya yang dilakukan BEM UI menunjukkan mereka adalah mahasiswa yang kritis dan menunjukkan kewajaran jika mahasiswa merasa tersinggung atas pengabaian informasi pelanggaran HAM.
"Siapapun seharusnya ikut tersinggung. BEM UI telah memberikan contoh aksi langsung yang nyata. Kreatif dan keren," katanya.
Seperti diketahui, data itu menunjukkan nama dan usia 243 korban tewas akibat bentrok militer di Nduga, Papua, di mana 110 di antaranya anak-anak. Data itu dihimpun sejak 4 Desember 2018 sampai 2 Februari 2020.
Adapula data tahanan politik yang mencapai 57 orang, dihimpun sejak 30 Agustus sampai 1 Desember 2019. Tahanan politik itu ditahan di 7 kota di Indonesia yakni Jakarta, Manokwari, Jayapura, Balikpapan, Timika, Fakfak dan Sorong.
Meski begitu, Mahfud Md menilai dokumen itu hanya berisi nama-nama yang tak jelas. "Enggak ada apa-apanya dokumennya, hanya ini. Lihat, hanya ini. Kalau cuma kayak gini, ini daftar nama orang yang enggak jelas, pasti polisi juga punya kalau yang kayak gini. Tapi ini kami anggap sebagai informasi yang bagus," kata Mahfud di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.
Sumber:Tempo.co