Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pembangunan Rumah Sakit Khusus di Pulau Galang Sudah Dimulai

Senin, 09 Maret 2020 | 14:11 WIB Last Updated 2020-03-09T07:11:10Z

ElitNews.com, Jakarta - Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Riau Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Albert Reinaldo mengatakan pihaknya mulai membangun rumah sakit khusus penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.

"Sabtu (7 Maret) sudah dimulai pengerjaan. Pembersihan lahan sudah hampir semuanya, sudah sebagian besar," kata Albert di Batam, Ahad, 8 Maret 2020.

Setelah pembersihan lahan selesai, kata Albert, tahap selanjutnya adalah pematangan lahan untuk daerah rendah. "Diharapkan RS yang kita bangun terhindar dari banjir dan genangan," ujarnya.

Gedung rumah sakit baru akan menggunakan lahan sekitar 7 hingga 8 hektare di kompleks bekas kamp Vietnam. Namun Albert belum dapat memastikan mengenai pemanfaatan gedung rumah sakit yang lama. Di sana, memang terdapat gedung rumah sakit lama dan tempat ibadah.

Pembangunan rumah sakit di Pulau Galang sesuai instruksi Presiden Jokowi. Ia ingin mengantisipasi adanya penyakit menular seperti virus corona, yang saat ini menyerang dunia. Salah satu alasan lain adalah munculnya kekhawatiran dari masyarakat setempat jika observasi terhadap orang terdampak dilakukan di dekat permukiman. Jokowi bahkan meminta pembangunan rumah sakit itu bisa selesai dalam waktu satu bulan.

Albert mengatakan pembangunan rumah sakit di Pulau Galang menggunakan metode seperti rumah sakit di Wuhan, Cina. Material dikerjakan di Jakarta kemudian tinggal di-instal di Pulau Galang sehingga waktu pembangunan relatif cepat. "Sistem kami semacam Wuhan, sistem modular-modular, sehingga bisa lebih cepat, disamping material sedang produksi di Jakarta," kata dia.

Namun Albert mengungkap kendala mendasar dari pembangunan rumah sakit di sana, yaitu ketersediaan air bersih. "Kendala memang yang mendasar, mengenai air. Kita sudah memiliki embung di kawasan wisata, namun perlu ditambah lagi," kata dia.

Embung yang ada sekarang hanya berkapasitas di bawah 0,5 liter per detik. Sedangkan kebutuhannya mencapai 3,5 liter per detik. "Perlu ditambah lagi kapasitasnya," kata Albert sambil menegaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan alternatif lokasi embung yang bisa dijadikan air baku untuk kebutuhan rumah sakit.
Sumber:Tempo.co
×
Berita Terbaru Update