Elitnews.com, Medan - Gila-gilaan harga daging babi menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Provinsi Sumatera Utara. Saat ini harganya tembus Rp 116.000 per kg dari harga biasa yang hanya Rp 60.000 per kg.Kondisi itu pun menyebabkan kesulitan bagi masyarakat yang mengonsumsi daging babi, khususnya di wilayah Tapanuli bagian Utara, Dairi, Karo, Simalungun, dan Kepulauan Nias.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, dalam rapat koordinasi kesiapan menghadapi Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di wilayah Sumut, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Senin (14/12/2020) sore.
Azhar mengungkapkan penyebab melonjak drastisnya harga daging babi di Sumut, yakni karena kurangnya stok daging babi. Sementara permintaan masyarakat akan daging babi terus tinggi.
Mengapa stok daging babi kurang?, menurut Azhar adalah akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) yang melanda ternak babi Sumut tahun yang lalu. Persis karena serangan virus ASF itu, mematikan sebagian besar ternak babi di Sumut.
Akibatnya masyarakat kehilangan banyak ternak babi. Persis hanya satu perusahaan ternak babi saja di Sumut yang mampu bertahan men-supplai kebutuhan daging babi bagi masyarakat di Sumut. Dan perusahaan itu pun tidak sanggup memenuhi tingginya kebutuhan daging babi.
Azhar menambahkan saat ini kebutuhan daging babi di Sumut mencapai 26.000 ekor, sementara stok yang ada 19.700 ekor. "Dan kita mulai coba arahkan masyarakat beralih mengonsumsi daging ayam," kata Azhar.
sumber:https: medanbisnisdaily.com
