PEKANBARU, ELITNEWS.COM – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang kembali membuka lima pintu spillway masing-masing setinggi 120 cm pada pukul 15.00 WIB, Jumat 28 Februari 2025. Keputusan ini diambil setelah elevasi air waduk mencapai 84,18 meter di atas permukaan laut (Mdpl), mendekati batas maksimum, dengan inflow mencapai 1.925,54 m³/s.
Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Pengoperasian Bendungan Koto Kampar, Syauqiyatul Afnani Rangkuti, ST, MT, bersama Manager PLTA Dhani Irwansyah, menjelaskan bahwa pembukaan pintu air ini dilakukan untuk menjaga keamanan waduk dan menghindari potensi kerusakan yang lebih besar.
Namun, langkah ini berdampak signifikan bagi wilayah di sepanjang Sungai Kampar. Dengan total debit air yang dilepaskan mencapai 1.212,22 m³/s, ditambah kenaikan debit dari Sungai Kampar Kiri dan Batang Nilo, luapan air diprediksi akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Dampak dari pelepasan air ini sudah dirasakan oleh masyarakat, terutama di Kabupaten Pelalawan, yang sering mengalami banjir akibat meluapnya Sungai Kampar. Beberapa desa di bantaran sungai kini bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, dengan potensi kerugian yang tidak sedikit.
Selain itu, Jalan Lintas Timur (KM 74 - KM 83) di Kabupaten Pelalawan terancam kembali tergenang. Jika kondisi ini terus berlanjut, akses transportasi bisa terganggu, menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat dan para pengguna jalan.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diminta segera mengambil langkah antisipatif untuk membantu warga terdampak, termasuk evakuasi dini bagi mereka yang berada di wilayah rawan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang guna menghindari potensi bahaya yang lebih besar.
"Kami berharap masyarakat tetap tenang, namun juga bersiap menghadapi kemungkinan banjir yang lebih besar. Keselamatan tetap yang utama," ujar salah satu pejabat terkait.
Sementara itu, warga berharap adanya solusi jangka panjang agar banjir ini tidak terus menjadi ancaman bagi kehidupan dan perekonomian mereka. ****