PELALAWAN, ELITNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Ukui sejak Sabtu malam menyebabkan banjir di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Banjir ini kembali terjadi akibat luapan air dari daerah hulu, memperparah kondisi di wilayah yang memang sudah langganan terdampak banjir saat curah hujan tinggi.
Kapolres Pelalawan, AKBP Afrizal Asri, SIK, mengungkapkan bahwa banjir ini sudah menjadi fenomena rutin di kawasan tersebut. "Banjir di Kecamatan Ukui, khususnya Desa Lubuk Kembang Bungo, memang sering terjadi kalau hujan deras di wilayah ini dan di hulunya," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, kepolisian telah menginstruksikan Kapolsek Ukui dan Bhabinkamtibmas untuk terus memantau kondisi terkini dan memberikan peringatan dini kepada warga.
Selain banjir di Ukui, ancaman lebih besar datang dari peningkatan debit air di Waduk PLTA Koto Panjang. Bukaan pintu air waduk ini diperkirakan akan berdampak ke sepanjang daerah aliran Sungai Kampar, termasuk Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Bunut, Kecamatan Pelalawan, dan Kecamatan Teluk Meranti.
Berdasarkan data per Minggu (2/3) pukul 09.00 WIB, elevasi waduk sudah mencapai 84,15 Mdpl, melebihi batas normal 80,60 - 82,99 Mdpl.
Data lengkap kondisi waduk:
Outflow Turbin: 339,57 m³/s
Outflow Spillway (5 pintu, 170 cm): 1.210,2 m³/s
Inflow Waduk: 934,33 m³/s
Total Outflow: 1.549,47 m³/s
Kapolres Pelalawan, AKBP Afrizal Asri, SIK, menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak pembukaan pintu waduk ini. "Kita kepikiran, air yang dari PLTA ini kayaknya lebih besar daripada banjir kemarin, ya?" katanya.
Dengan meningkatnya debit air dari Waduk PLTA Koto Panjang dan curah hujan yang masih tinggi, sejumlah wilayah diprediksi akan mengalami dampak lebih parah dibandingkan banjir sebelumnya.
Dampak utama yang mulai terasa:
1. Jalan Nasional Lintas Timur Berpotensi Lumpuh
Air diperkirakan akan meluap hingga Jalan Lintas Timur, yang merupakan jalur utama transportasi di Riau. Jika genangan semakin tinggi, akses transportasi bisa terganggu total.
2. Ribuan Hektare Lahan Pertanian dan Perkebunan Terancam Tenggelam.
Banjir mengancam ratusan hingga ribuan hektare pertanian dan perkebunan masyarakat. Para petani menghadapi ancaman gagal panen akibat genangan air yang terus meningkat.
3. Kerusakan Infrastruktur dan Erosi Sungai.
Debit air yang tinggi bisa menyebabkan erosi tebing sungai, merusak jembatan, dan mengancam akses jalan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar.
4. Hilangnya Mata Pencaharian
Para petani dan nelayan yang menggantungkan hidup pada pertanian dan perikanan terancam kehilangan penghasilan akibat banjir yang merusak tanaman serta menghambat aktivitas perikanan.
5. Permukiman Warga Terendam
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Kampar diminta siaga karena banjir berpotensi menggenangi rumah dan fasilitas umum, bahkan lebih parah dari sebelumnya. ****