Elitnews.com, Batam - Seorang anak yang menjadi perebut laki-laki orang (Pelakor) Agnes mengantarkan Ibunya Marose Silitonga untuk masuk dan mendekam dalam penjara, Kamis (19/09/2019).
Demi membela perbuatan anaknya Marose Silitonga harus memukul kepala bagian kiri Nurcahaya Purba dengan menggunakan mangkok berwarna putih hingga mengucur darah.
Dalam sidang pemeriksaan keterangan di Pengadilan Negeri Kota Batam Nurcahaya mengatakan bahwa dirinya telah dipukul oleh Marose Silitonga dengan menggunakan mangkok berwarna putih.
"Pada saat itu saya bersama dengan adek kandung Bangkit Purba mendatangi kompleks perumahan Tiban 1 jalan asahan. Kami memakirkan mobil di depan mesjid yang tidak jauh dari kediaman terdakwa," kata Nurcahaya.
Nurcahaya menerangkan bahwa kedatangan mereka bertujuan mencari keberadaan suaminya Prayetno Budi Santoso yang telah disembunyikan oleh anak terdakwa yaitu Agnes (Pelakor).
"Tiba-tiba Pelakor bersama terdakwa mendatangi kami yang berada di dalam mobil. Pelakor sibuk mengambil foto mobilnya," ujar Nurcahaya.
Nurcahaya menuturkan bahwa melihat perbuatan Pelakor mendokumentasikan mobilnya mempengaruhi dirinya untuk membuka mobilnya. Dari dalam mobil Nurcahaya meneriaki Agnes dengan ucapan Pelakor.
"Pelakor kenapa kamu foto-foto mobil saya," terang Nurcahaya kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Batam mengingat kejadian tersebut.
Masih menurut Nurcahaya usai dirinya menegur Agnes yang mengambil foto mobilnya tiba-tiba terdakwa Marose Silitonga menghampiri dirinya.
"Kenapa kamu Nurcahaya datang lagi kemari. Kamu sudah ditalak oleh suamimu," terang Nurcahaya menirukan ucapan terdakwa.
Nurcahaya melanjutkan bahwa dirinya langsung menanggapi pernyataan terdakwa. "Orangtua (Marose Silitonga) mengerti apa kamu dengan talak," tanya Nurcahaya kepada Marose.
Nurcahaya menjelaskan usai mendengar ucapan dirinya tersebut marose langsung menghantam kepalanya menggunakan mangkok berwarna putih.
"Akibat hantaman mangkok tersebut kepalaku sebelah berdarah," terang Nurcahaya.
Nurcahaya menambahkan usai kejadian tersebut dirinya langsung keluar dari mobil dan teriak minta tolong namun tidak ada yang memperdulikannya.
"Teriaklah kamu terus, pasti tidak ada yang akan menolong kamu. Sebab semua warga di daerah ini merupakan saudara semua," papar Nurcahaya menceritakan perbuatan Marose saat kejadian pada tanggal 10 Juni 2019.
Nurcahaya melanjutkan bahwa anak terdakwa Agnes (pelakor) langsung pergi menggunakan mobil dan kami langsung mengikuti dari belakang keliling Batam. "Berharap selama mengikuti Pelakor dirinya diantarkan ke tempat tinggal Prayetno Budi Santoso," harap Nurcahaya.
Karena Nurcahaya menjelaskan karena terlalu lelah mengikuti Agnes dan darah bercucuran dari kepala membuat dirinya terasa lemah dan sakit.
"Pada akhirnya dirinya melaporkan terdakwa ke Polsek Sekupang dan langsung berobat serta melakukan fisum untuk melengkapi berkas laporan Polisi," tutup Nurcahaya.
Dalam kesempatan yang sama sebagai saksi Bangkit Purba membenarkan semua keterangan Nurcahaya yang dipukul oleh Marose Silitonga menggunakan mangkok.
"Agnes telah merebut suami kakak saya. Agnes dan Prayetno Budi Santoso telah keluar masuk hotel dan berfoto mesra," ujar Bangkit.
Bangkit juga menjelaskan Agnes berfoto dengan suami kakaknya menggunakan pakaian yang sungguh seksi dan situasi dalam foto tersebut menggambarkan mereka merajut hubungan tertentu.
"Agnes itu memang Pelakor, karena perbuatan tersebut membuat keluarga kakak saya hancur berantakan," tutup Bangkit.
Sidang pemeriksaan saksi terhadap terdakwa Marose Silitonga dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Marta Napitupulu didampingi hakim anggota Reni Pitua Ambarita, Egi Novita dan dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum Samuel Pangaribuan serta Kuasa Hukum terdakwa Bambang, Ramadan Sitio, Hardianto. (Joni Pandiangan)
Demi membela perbuatan anaknya Marose Silitonga harus memukul kepala bagian kiri Nurcahaya Purba dengan menggunakan mangkok berwarna putih hingga mengucur darah.
Dalam sidang pemeriksaan keterangan di Pengadilan Negeri Kota Batam Nurcahaya mengatakan bahwa dirinya telah dipukul oleh Marose Silitonga dengan menggunakan mangkok berwarna putih.
"Pada saat itu saya bersama dengan adek kandung Bangkit Purba mendatangi kompleks perumahan Tiban 1 jalan asahan. Kami memakirkan mobil di depan mesjid yang tidak jauh dari kediaman terdakwa," kata Nurcahaya.
Nurcahaya menerangkan bahwa kedatangan mereka bertujuan mencari keberadaan suaminya Prayetno Budi Santoso yang telah disembunyikan oleh anak terdakwa yaitu Agnes (Pelakor).
"Tiba-tiba Pelakor bersama terdakwa mendatangi kami yang berada di dalam mobil. Pelakor sibuk mengambil foto mobilnya," ujar Nurcahaya.
Nurcahaya menuturkan bahwa melihat perbuatan Pelakor mendokumentasikan mobilnya mempengaruhi dirinya untuk membuka mobilnya. Dari dalam mobil Nurcahaya meneriaki Agnes dengan ucapan Pelakor.
"Pelakor kenapa kamu foto-foto mobil saya," terang Nurcahaya kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Batam mengingat kejadian tersebut.
Masih menurut Nurcahaya usai dirinya menegur Agnes yang mengambil foto mobilnya tiba-tiba terdakwa Marose Silitonga menghampiri dirinya.
"Kenapa kamu Nurcahaya datang lagi kemari. Kamu sudah ditalak oleh suamimu," terang Nurcahaya menirukan ucapan terdakwa.
Nurcahaya melanjutkan bahwa dirinya langsung menanggapi pernyataan terdakwa. "Orangtua (Marose Silitonga) mengerti apa kamu dengan talak," tanya Nurcahaya kepada Marose.
Nurcahaya menjelaskan usai mendengar ucapan dirinya tersebut marose langsung menghantam kepalanya menggunakan mangkok berwarna putih.
"Akibat hantaman mangkok tersebut kepalaku sebelah berdarah," terang Nurcahaya.
Nurcahaya menambahkan usai kejadian tersebut dirinya langsung keluar dari mobil dan teriak minta tolong namun tidak ada yang memperdulikannya.
"Teriaklah kamu terus, pasti tidak ada yang akan menolong kamu. Sebab semua warga di daerah ini merupakan saudara semua," papar Nurcahaya menceritakan perbuatan Marose saat kejadian pada tanggal 10 Juni 2019.
Nurcahaya melanjutkan bahwa anak terdakwa Agnes (pelakor) langsung pergi menggunakan mobil dan kami langsung mengikuti dari belakang keliling Batam. "Berharap selama mengikuti Pelakor dirinya diantarkan ke tempat tinggal Prayetno Budi Santoso," harap Nurcahaya.
Karena Nurcahaya menjelaskan karena terlalu lelah mengikuti Agnes dan darah bercucuran dari kepala membuat dirinya terasa lemah dan sakit.
"Pada akhirnya dirinya melaporkan terdakwa ke Polsek Sekupang dan langsung berobat serta melakukan fisum untuk melengkapi berkas laporan Polisi," tutup Nurcahaya.
Dalam kesempatan yang sama sebagai saksi Bangkit Purba membenarkan semua keterangan Nurcahaya yang dipukul oleh Marose Silitonga menggunakan mangkok.
"Agnes telah merebut suami kakak saya. Agnes dan Prayetno Budi Santoso telah keluar masuk hotel dan berfoto mesra," ujar Bangkit.
Bangkit juga menjelaskan Agnes berfoto dengan suami kakaknya menggunakan pakaian yang sungguh seksi dan situasi dalam foto tersebut menggambarkan mereka merajut hubungan tertentu.
"Agnes itu memang Pelakor, karena perbuatan tersebut membuat keluarga kakak saya hancur berantakan," tutup Bangkit.
Sidang pemeriksaan saksi terhadap terdakwa Marose Silitonga dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Marta Napitupulu didampingi hakim anggota Reni Pitua Ambarita, Egi Novita dan dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum Samuel Pangaribuan serta Kuasa Hukum terdakwa Bambang, Ramadan Sitio, Hardianto. (Joni Pandiangan)