ElitNews.com, Jakarta - Pemerintah mengandalkan ekspor dan investasi untuk mengejar target pertumbuhan 7 persen per tahun. Angka itu dibutuhkan agar Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi atau Pendapatan Domestik Bruto (PDB) US$ 7 triliun pada 2045 nanti, dari posisi saat ini yang baru US$ 1 triliun.
“Ini target yang berat, tentu harus diupayakan dengan berbagai cara,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman dalam Indonesia Economic Forum di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2019.
Untuk menggenjot ekspor dan investasi ini, Rizal menyebut saat ini pemerintah Indonesia sedang melakukan perundingan dagang dengan sejumlah negara. Sejauh ini, 17 perundingan telah rampung, 12 masih berjalan, dan 11 perundingan lain juga akan dimulai.
Meski punya target pertumbuhan ekonomi 7 persen, hingga kuartal III 2019, pertumbuhan ekonomi masih di angka 5,02 persen. Bahkan yang terbaru, JP Morgan memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,9 persen hingga akhir tahun 2019.
Rizal menyadari situasi ini. Itu sebabnya, kata dia, pemerintah terus berjuang menjaring investasi dari negara-negara lain. Terbaru yaitu pada 25 November 2019 nanti, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun dijadwalkan berkunjung ke Busan, Korea Selatan dalam acara ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit. Salah satunya terkait rencana investasi US$ 1 triliun atau Rp 4 triliun dari Hyundai Motor Company.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meyakini penuh, Indonesia akan mencapai target pertumbuhan tersebut. Sebelum 2045, ia yakin Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi 10 terbesar di dunia pada 2030, dari saat ini terbesar ke 16. “Dengan syarat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen,” kata Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini.
Sumber:Tempo.co
“Ini target yang berat, tentu harus diupayakan dengan berbagai cara,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman dalam Indonesia Economic Forum di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2019.
Untuk menggenjot ekspor dan investasi ini, Rizal menyebut saat ini pemerintah Indonesia sedang melakukan perundingan dagang dengan sejumlah negara. Sejauh ini, 17 perundingan telah rampung, 12 masih berjalan, dan 11 perundingan lain juga akan dimulai.
Meski punya target pertumbuhan ekonomi 7 persen, hingga kuartal III 2019, pertumbuhan ekonomi masih di angka 5,02 persen. Bahkan yang terbaru, JP Morgan memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,9 persen hingga akhir tahun 2019.
Rizal menyadari situasi ini. Itu sebabnya, kata dia, pemerintah terus berjuang menjaring investasi dari negara-negara lain. Terbaru yaitu pada 25 November 2019 nanti, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun dijadwalkan berkunjung ke Busan, Korea Selatan dalam acara ASEAN-Republic of Korea Commemorative Summit. Salah satunya terkait rencana investasi US$ 1 triliun atau Rp 4 triliun dari Hyundai Motor Company.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meyakini penuh, Indonesia akan mencapai target pertumbuhan tersebut. Sebelum 2045, ia yakin Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi 10 terbesar di dunia pada 2030, dari saat ini terbesar ke 16. “Dengan syarat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen,” kata Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini.
Sumber:Tempo.co