Elitnews.com, Batam - Rendahnya curah hujan pada sepanjang bulan Februari 2020 akan berpengaruh pada ketersediaan air di waduk. Diharapkan masyarakat menggunakan air sehemat mungkin, Jumat (07/02/2020).
Kepala BMKG Bandara Internasional Hang Nadim, I Wayan mengatakan bahwa curah hujan di bulan februari 2020 merupakan yang terendah sehingga ketersediaan air di waduk terbatas.
"Curah hujan hanya di seputaran angka 50-100, hal tersebut merupakan curah hujan terendah sepanjang tahun 2020. Kalau di curah hujan di atas angka 150 maka situasi tersebut digolongkan musim hujan," Wayan saat konferensi Pers di BP Batam.
Wayan menjelaskan perubahan kenaikan curah hujan di mulai dari bulan Maret dan April. "Selanjutnya puncak musim hujan itu pada bulan Mei hingga November 2020. Tidak perlu kuatir dengan situasi yang terjadi di bulan februari sebab Batam kecil kemungkinan mengalami kekeringan," jelas Wayan.
Menanggapi keterangan dan pernyataan BMKG membuat Manager Air Baku Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Hadjad Widagdo resah dan angkat bicara. Hadjad mengatakan masyarakat kota Batam dalam semua lini diharapkan melakukan penghematan air.
"Perlu ditegaskan Batam tidak memiliki sumber-sumber air seperti di daerah lain. Adapun sumber-sumber air itu berasal dari sungai," ucap Hadjad.
Hadjad melanjutkan bahwa Batam saat ini hanya berharap dari besaran debit hujan yang jatuh dan ditampung di waduk yang ada di kota Batam. "Apabila curah hujan rendah maka sangat jelas akan berdampak akan ketersediaan air di waduk mengalami penyusutan," lanjut Hadjad.
Hadjad menerangkan bahwa selama ini masyarakat kota Batam disuplai kebutuhan airnya dari waduk Duriangkang.
"Lihat kondisi waduk Duriangkang telah terjadi penyusutan debit air sedalam 2 meter. Dengan situasi demikian masyarakat kota Batam harus berhemat air," tegas Hadjad. (JP)