ROKANHILIR, ELITNEWS.COM,- Tiopan (47) seorang ibu rumah tangga di Desa Rantau Bais , Kecamatan Tanah Putih, Ujung Tanjung, Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Merasa sangat tertekan atas ada pihak lain yang mencoba coba menyerobot lahan seluas 4 hektar yang di garapnya sejak tahun 2007. Lahan itu merupakan garapan bersama warga lainnya sejak 2007 dengan sepadan sepadan lainnya menggarap tanah rawa itu. Hal ini disampaikan Tiopan kepada wartawan, Jumat (22/04/2022).
Dari informasi di sekitar lokasi memang warga mengelola lahan atau menggarap sejak 2007 lalu tanpa memiliki surat kepemilikan. Selama ini tidak pernah ada masalah dan mengaku lahan itu. Istilahnya dari dulu lahan itu disebut tanah negara boleh digarap. Itulah yang dilakukan masyarakat waktu itu. Namun semenjak 6 bulan terakhir ada yang selalu mencoba menyerobot dan memanen hasilnya. Lahan 4 hektar itu ditanam sawit, sekarang harga sawit lagi lumayan. Sehingga ada yang mengaku pekerja (Sofian Nababan 50) yang mencoba menyerobot lahan diduga memanen sawit dan merusak jembatan kayu (titi istilah dilokasi red.) yang di bangun Tiopan.
Tiopan merasa sedih, seluk beluk lorong lorong dalam kehidupan sehari hari orang tak berpendidikan, cukup banyak tantangan dan rintangan dihadapi masyarakat, warga yang bodoh, miskin dan dungu. Karena latar belakang dirinya tidak mencicipi pendidikan. Lahannya tak di urus suratnya.
Tiopan yang sering di panggil Mama Boy ini, sudah lama menggarap, mengola, dan menguasai sebidang tanah rawa itu dan diketahui semua warga dan sepadan. Lahan garapannya itu ditanami pohon kelapa sawit sejak tahun 2007. Karena dirinya tak ada pekerjaan lain selain mengelola lahan itu. Sejak dari membersihkan belukar rawa selama ini tidak pernah ada sengketa.
Namun 6 bulan terakhir, ada pihak lain yang mencoba coba menyerobot, memanen dan merusak jalan titi ke lahan. Ada yang mengaku pekerja dari yang pihak mencoba penyerobot lahan bernama Sofian Nababan mengancam seorang Tiopan. Mencoba mengancam dan melakukan anarkis terhadap perempuan saat hendak panen.
Akhirnya Tiopan karena desakan kepahitan atas perlakuan Sofian Nababan. Tiopan sebagai korban mencoba menyurati pihak pihak RT, RW dan Kades setempat. Karena Sofian Nababan berani membawa dodos ( alat panen sawit) melakukan panen sawit yang ditanamnya dan nyaris terjadi pertengkaran dan anarkis. Saat ini sering terjadi pertengkaran di lahan kepada Sofian Nababan.
Tiopan melalui kawannya yang ikut merasakan penderitaannya membuatkan surat dan menghubungi Camat Tanah Putih, begitu juga melayangkan surat ke BPN/ ATR di Bagan Siapi Api. Surat mengundang pihak terkait mulai dari RT, RW, Kades, Camat dan BPN agar datang ke lokasi pada Jumat 22 April 2022. Surat tertanggal 6 April 2022 bermaterai juga sudah dikirim ke BPN/ATR Bagan Siapi Api.
Maksud dan tujuan agar semuanya lebih jelas dan terang benderang. Dilakukan pengukuran tanah dan diterbitkan suratnya. Namun rupanya Tiopan hanya menunggu dengan sabar pihak pemerintah dan jajarannya . Namun hingga waktu yang diajukan semuanya tidak dapat hadir dilokasi pada hari ini Jumat 22 April 2022.
Tiopan menyesalkan kejadian itu menyatakan tidak puas kepada yang disuratinya. Kepada wartawan disampaikannya Tiopan merasa kecewa karena pihak yang di undang tidak hadir.
Merasa belum ditanggapi pemerintah, Tiopan dibantu temannya melayangkan surat ke pihak pihak berkompeten. Melayangkan surat ke Komnas HAM RI, dan Komnasham Perempuan juga ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK), DPR RI Komisi 3, Bupati Rokan Hilir selaku kepala daerah tingkat dua, Kapolri, Kapolda Riau, Kapolres Rokan Hilir, Kapolsek Tanah Putih, Satgas Mafia Tanah. Surat tertanggal 11/04/2022 diatas meterai.
Rupanya pihaknya Komnasham Perempuan langsung merespon dan sudah balik menelpon Tiopan. "Komnasham Perempuan memberi semangat, Lanjutkan bu, pokoknya katakan yang benar bahwa ibu selama ini mengolah tanah dari tahun tanam 2007. Menanam sekitar 500 pokok tanaman sawit ya bu, ujar komnasham," jelas Tiopan dengan wajah berseri.
Pantauan wartawan dan keterangan warga sekitar lokasi lahan di Desa Rantau Bais menegaskan dan mengetahui Mama Boy atau Tiopan yang mengolah dan menanam sawit lahan 4 hektar sejak tahun 2007. SR