PEKANBARU, ELITNEWS.COM - Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa di Halaman Rumah Singgah Tuan Qadi, Pekanbaru, saat ratusan peserta Hari Pers Nasional (HPN) 2025 bersama masyarakat sekitar menikmati acara Durian Party PWI.
Acara Sabtu 08 Februari 2025 malam ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan perayaan HPN yang diselenggarakan di Provinsi Riau, mempertemukan insan pers dari seluruh Indonesia dalam nuansa budaya khas Melayu.
Selain dihadiri para peserta, kegiatan ini juga diwarnai dengan kehadiran tokoh pers nasional, Ketua PWI Riau, serta tokoh masyarakat setempat. Ketua RW 01 Kampung Bandar Senapelan, H. Syahrial Idris, menyampaikan sambutan hangat bagi para tamu yang datang dari berbagai penjuru Nusantara.
"Mewakili masyarakat Kampung Bandar Senapelan, kami mengucapkan selamat datang kepada tuan dan puan sekalian di Rumah Singgah Tuan Qadi ini," ujar H. Syahrial Idris.
"Suatu kebanggaan bagi kami atas kehadiran tuan dan puan di sini. Semoga menjadi cerita dan kenangan indah tentang suasana serta sambutan masyarakat kami."
Rumah Singgah Tuan Qadi: Jejak Sejarah yang Masih Tegak Berdiri
Rumah Singgah Tuan Qadi menjadi lokasi yang tepat untuk merayakan kebersamaan dalam HPN 2025. Bangunan bersejarah ini terletak di Kampung Bandar Senapelan, tepat di bawah Jembatan Siak 3, sekitar 20 meter dari tepian Sungai Siak.
Sebagai simbol identitas masyarakat Riau, rumah ini menjadi cagar budaya yang menyimpan kisah perjalanan sejarah Pekanbaru. Dahulu, tempat ini menjadi persinggahan Sultan Siak Sri Indrapura saat berkunjung ke Senapelan - daerah yang kini berkembang menjadi ibu kota Provinsi Riau.
Dengan latar sejarah yang kuat, keindahan Sungai Siak, dan kemeriahan pesta durian, HPN 2025 di Riau semakin istimewa. Kehadiran insan pers dari berbagai daerah turut memperkuat peran media dalam menjaga persatuan dan keberagaman budaya Indonesia.
Perayaan HPN 2025 masih akan berlanjut dengan berbagai kegiatan menarik lainnya, termasuk seminar pers, pameran jurnalistik, dan kunjungan ke berbagai destinasi budaya di Riau. Semua ini menjadi bukti bahwa pers tidak hanya menjadi pilar keempat demokrasi, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang harus terus dijaga.****